Selasa, 19 Agustus 2014

CINTA YANG SUCI TERINDIKASI PUDAR (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Cinta yang tadinya suci.
Ternoda oleh segumpal benci.
Yang perlahan datang.
Saat kerinduan hampir matang.

Hatiku kembali kaku.
Mengeras kian membeku.
Menyaksikan dahsyatnya fenomena.
Dalam jiwa yang merana.

Aku bagaikan berdiri.
Di atas tumpukan duri.
Tak mampu menghindar
Dari cinta yang terindikasi pudar.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 18 Agustus 2014.

PERJUANGAN KAMI TIDAK MUNGKIN HAMBAR!

Dengan semangat yang berkobar.
Kami akan tetap berdiri.
Menghadap Sang Saka Merah Putih.

Perjuangan kami tidak mungkin hambar.
Karena kami tidak mungkin lari.
Menghianati bangsa yang sedang merintih.

Kami harus tetap bersabar.
Menanamkan NKRI dalam sanubari.
Agar bangsa ini tidak lagi tertatih.

Kini saatnya untuk kembali menebar.
Perjuangan yang harus tetap terpatri.
Dalam jiwa raga yang terus memutih.


Terzina ABC _ Sajak 3 Seuntai.

Krui Selatan, 17 Agustus 2014.

Rabu, 06 Agustus 2014

CINTA BERTUAH AROGANSI (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Hatiku mulai terasa hampa.
Kosong tak lagi terisi.
Setelah lama diterpa.
Cinta yang bertuah arogansi.

Rindu tak mampu tertuju.
Kenangan telah terpasung mati.
Menyebarkan butir-butir salju.
Yang semakin menumpuk dalam hati.

Jiwa kembali terluka.
Noda semakin menyebar.
Suka berganti duka.
Terkuras semua rasa sabar.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 03 Agustus 2014.

KAU YANG MAHA PEMURAH ; Berilah Sedikit Waktu (Antologi " Do'a Sang Pendosa")

Ajalku terasa sangat dekat.
Sementara dosaku begitu pekat.
Apakah masih ada waktu.
Untuk kembali berbuat sesuatu.

Kau adalah Maha Pemurah.
Yang tak kenal marah.
Berilah aku sedikit waktu.
Agar terhindar dari buntu.

Krui Selatan, 31 Juli 2014.

HARI KEMENANGAN TELAH TIBA (Antologi "Do'a Sang Pendosa")

Ramadhan telah pulang.
Hari kemenangan telah tiba.
Dosa-dosa pun menghilang.
Karena gantian pahala yang ditimba.

Satu bulan penuh berpuasa.
Dari subuh hingga petang.
Untuk meluluhkan dosa-dosa.
Agar iman semakin matang.

Hati kembali suci.
Jiwa kembali tenang.
Hilang semua rasa benci.
Menjalani lebaran semakin senang.

Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 01 Syawal 1435 H.

INI ADALAH PENGHIANATAN! (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Kali ini tak bisa dipungkiri.
Hatiku benar-benar tertusuk duri.
Bukan duri-duri cinta.
Bukan pula duri-duri dusta.

Ini adalah penghianatan!
Dari manusia-manusia berjiwa setan.
Jiwa yang penuh laknat.
Yang semakin memuncakkan penat.

Lekaslah, tutup mulutmu!
Agar nyata tak menjadi semu.
Enyahlah kau dari sini!
Dari serpihan hati nurani.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 27 Juli 2014.

SEMOGA PALESTINA LEKAS MERDEKA (Spesial For Gaza)

Jalur Gaza kembali porak poranda.
Dihujani roket dari segala arah.
Zionis Israel memang tak pernah bercanda.
Mereka terlihat seperti
macan marah.

Bayi-bayi tak berdosa.
Gugur satu persatu.
Tua muda pun binasa.
Tergeletak bagai tumpukan batu.

Meskipun setiap malapetaka.
Semuanya sudah digariskan Tuhan.
Tetapi, semoga Palestina lekas merdeka.
Dan terbebas dari penjajahan.

Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 24 Juli 2014.

CINTA BUTUH PROSES (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara)

Cinta memang susah ditebak.
Karena cinta penuh dengan teka-teki.
Meskipun kita sudah menembak.
Belum tentu langsung kita miliki.

Cinta itu butuh proses.
Tidak mungkin datang sekejap mata.
Semuanya harus diakses.
Seperti saat merangkai kata-kata.

Sebenarnya cinta itu putih.
Lahir dari hati yang suci.
Tetapi terkadang kita tertatih.
Setelah cinta berubah benci.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.


Labuhan Jukung, 20 Juli 2014.

BAGAI FAJAR DISELIMUTI MENDUNG (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Hatiku telah buta.
Hanya karena sebuah cinta.
Membuat sebuah hati tersandung.
Bagai fajar yang diselimuti mendung.

Apa yang telah kutorehkan.
Tak seharusnya kusesalkan.
Meskipun kini ia belati.
Suatu saat menjadi belahan hati.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 19 Juli 2014.

TAK MAMPU MENYETIR TAKDIR (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Tak ada yang perlu disesalkan.
Karena manusia tak mampu menyetir takdir.
Aku hanya sedikit menggambarkan.
Rasa pilu yang kembali hadir.

Selamanya cinta tetaplah cinta.
Dan rindu tetaplah rindu.
Meskipun hati kembali buta.
Sebuah tangis bukanlah sendu.

Air mata bukanlah kecewa.
Dan kepergian bukanlah mati.
Karena senyum maupun tawa.
Akan selalu terpancar dari hati.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

APB _ Aliran Puisi Baru.

Liwa, 15 Juli 2014.

AKU HARUS MENGAKU KALAH (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Kini senja benar-benar berlalu.
Sementara fajar tak kunjung menyinsing.
Membuat hatiku menjadi pilu.
Membuat fikiranku kembali menggasing.

Mengapa harus seperti ini?
Mengakhiri langkahmu dengan cepat.
Kau memang begitu berani.
Membuat keputusan yang kurang tepat!

Bumi dan langit mulai terbelah.
Pertarungan sengit pun kembali semu.
Sehingga aku harus mengaku kalah.
Agar kemenangan ada pada dirimu.

Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Liwa, 15 Juli 2014.

AKU HARUS TETAP BERTAHAN (Antologi “Doa Sang Pendosa”)

Meskipun badai selalu menerpa
Aku tak akan pernah merasa jemu
Karena aku tak akan pernah lupa
Untuk selalu bersimpuh di hadap-Mu

Aku tau debit dosa diri ini
Setiap harinya semakin bertambah
Sehingga aku harus berani
Menjalani ujian hidupku dengan tabah.

Karena bulan ini adalah bulan pilihan
Bulan yang paling indah
Maka aku harus tetap bertahan
Dengan menjaga diri dan menjaga lidah.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 12 Juli 2014.

BULAN YANG DINANTI-NANTI (Antologi "Do'a Sang Pendosa")

Bulan Ramadhan telah datang
Pada saat malam bertabur bintang
Bulan yang paling indah
Untuk meningkatkan ibadah.

Bulan Ramadhan, bulan penuh pahala
Bulan yang wajib untuk dibela
Bulan yang selalu dinanti-nanti
Oleh setiap hati.

Bulan Ramadhan, bulan yang paling tepat.
Untuk kembali merapat.
Mendekatkan diri pada Yang Kuasa
Dan menjauhi diri dari dosa-dosa.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru

Krui Selatan, 07 Juli 2014.