Kamis, 25 September 2014

SEPERTI ITULAH GAMBARAN CINTA (Antologi “Armada Cinta di Gurun Asmara”)



Cinta bukanlah nyawa.
Melainkan sebuah manipulasi.
Sehingga kelak saat kita kecewa.
Saat itu kita dapat termotivasi.

Cinta itu memang rumit.
Serumit rumus-rumus aljabar.
Datang dan menghilang tanpa pamit.
Sehingga kita harus banyak bersabar.

Seperti itulah gambaran cinta.
Yang selalu menggoyahkan iman.
Sehingga kita tiada henti membuka mata.
Agar jiwa raga selalu aman.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 25 September 2014.

Senin, 22 September 2014

CAHAYA CINTA YANG TERTATA (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Rasaku kepadamu tidak akan tumbang.
Melainkan semakin tumbuh dan berkembang.
Karena aku tidak akan bimbang.
Hanya karena gertakan sumbang.

Jika engkau tidak percaya.
Cobalah tatap sinar sang surya.
Maka akan terlihat seberkas cahaya.
Yang dinikmati gratis tanpa biaya.

Itulah cahaya cinta.
Yang terlihat begitu nyata.
Selamanya akan tetap tertata.
Dalam hatiku yang tak lagi buta.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Bandar Lampung, 22 September 2014.

JIKA PERDAMAIAN ADALAH BUALAN

Letupan senjata masih terdengar bising.
Di tengah teriknya fajar yang menyinsing.
Para pejuang yang begitu sabar.
Terus menyerukan Allahu Akbar.

Ini hanyalah sedikit gambaran.
Sebagai contoh tambahan pelajaran.
Bahwasanya masih ada.
Peperangan yang tak kunjung reda.

Anak cucu akan terkejut.
Jika perang terus berlanjut.
Tetesan darah tak henti mengucur.
Di atas bumi yang semakin hancur.

Jika perdamaian adalah bualan.
Maka tidak akan ada keadilan.
Tetapi jika kita dapat merangkai damai.
Maka seluruh negeri akan permai.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 19 September 2014.

SAATNYA BERJUANG MERANGKAI DAMAI

Netralkan hati dari amarah.
Agar tak ada lagi pertumpahan darah.
Dari dulu hingga sekarang.
Tak seharusnya ada perang.

Di manakah letak hati nurani.
Jika perang kembali hiasi masa kini.
Pasti semakin banyak manusia.
Yang akan mati sia-sia.

Sekarang waktu yang tepat.
Untuk kita kembali merapat.
Kita berkumpul beramai-ramai.
Untuk berjuang merangkai damai.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 19 September 2014.

CINTA KEPADA YANG ESA (Antologi "Do'a Sang Pendosa")

Dalam setiap sujud.
Sebuah cinta semakin terwujud.
Cinta yang luar biasa.
Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Di sepertiga malam.
Dengan berteman kelam.
Dalam sujud aku merenung.
Akan kerinduan yang semakin menggunung.

Saat terik mentari kembali menyengat.
Hanya nama-Mu yang terus kuingat.
Karena Kau akan selalu ada.
Tertanah di hati, bersarang di dada.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 16 September 2014.

BARA CINTA PADAM TERSIRAM DENDAM (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Bara cintaku akhirnya padam.
Setelah kau sirami dengan dendam.
Sehingga hatiku mati kutu.
Dan rinduku menjadi buntu.

Kau sungguh terlalu.
Menyulap hatiku menjadi pilu.
Kau sungguh tega.
Menyakitiku dengan bangga.

Ujian yang sepahit ini.
Harus kutelan dengan berani.
Agar cahaya hidup.
Tidak semakin redup.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 15 September 2014.

INI HANYALAH LELUCON (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Tidak ada yang berhenti.
Karena tidak ada yang mati.
Ini hanyalah tipu daya.
Semoga kalian dapat percaya.

Tidak ada yang bilang.
Jika ada yang menghilang.
Ini hanyalah lelucon.
Seperti letupan mercon.

Tidak ada yang menghindar.
Karena ia akan tetap bersandar.
Dalam setiap kata-kata.
Milikku, milikmu, milik kita.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 14 September 2014.

KURINDU KIDUNG CINTA YANG MERDU (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Kuharap rasa pilu.
Secepatnya dapat berlalu.
Agar jiwaku yang sakit.
Dapat kembali bangkit.

Aku sudah bosan.
Menjalani hidup tanpa kesan.
Semoga sebentar lagi.
Akan datang sebuah pagi.

Dan kuharap tak akan lama.
Cinta kembali menggema.
Karena aku sungguh rindu.
Kidung cinta yang merdu.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 11 September 2014.

Senin, 08 September 2014

CAHAYA CINTA YANG BENDERANG (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Di tengah malam gelap gulita.
Kutemukan seberkas cahaya cinta.
Yang perlahan-lahan menghujam.
Pelupuk hatiku yang terpejam.

Sungguh, cahaya cinta yang istimewa.
Mampu meluluhkan sejuta kecewa.
Sehingga jiwaku yang mati.
Bebas dari tersakiti.

Hatiku akan kembali damai.
Jika cinta itu tersemai.
Maka cepatlah bersarang.
Wahai cahaya cinta yang benderang.

Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 08 September 2014.

CINTA DIKOTOMI TAK MUNGKIN BERSEMI (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Memang aku tak biasa.
Membuat cinta dikotomi.
Karena aku tak mungkin bisa.
Membuat cintamu tumbuh bersemi.

Memang aku tak mungkin mampu.
Merasakan apa yang kau rasakan.
Karena aku hanya bertumpu.
Pada cinta yang telah berserakan.

Sebagai bunga yang paling indah.
Cobalah untuk mengerti.
Karena sungguh tak mudah.
Membagi cintamu dalam hati.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 07 September 2014.

CINTA SULIT DITERKA (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Tiap kali kukejar impian hati.
Semua menghilang bahkan mati.
Tak pernah kudapat senyum dan tawa.
Yang melekat hanyalah kecewa.

Ternyata cinta memang sulit diterka.
Sesulit rumus-rumus matematika.
Terasa nyaman saat menepi.
Saat menghantui mimpi-mimpi.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 28 Agustus 2014.

CINTA TINGGAL KENANGAN (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Kini aku mulai tertunduk lesu.
Setelah lama diam membisu.
Menyaksikan cinta si gadis manja.
Hilang ditelan senja.

Bimbang rasa hati.
Menerima cinta yang kembali mati.
Bulir-bulir rindu turut menghilang.
Di persimpangan asmara yang malang.

Bongkahan seribu rindu.
Bergulat dalam sendu.
Cinta tinggal kenangan.
Terkubur dalam angan-angan.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 24 Agustus 2014.