Sabtu, 29 November 2014

SAAT PERGANTIAN TAHUN BARU



Seiring waktu berputar.
Aku merasa semakin gentar.
Menyaksikan siluet negeri.
Saat memasuki Bulan Januari.

Musim penghujan yang panjang.
Menyebabkan banjir menerjang.
Memaksa harga-harga melambung tinggi.
Sehingga para pedagang alami rugi.

Suasana yang mengharu biru.
Saat pergantian tahun baru.
Sama sekali tidak berhenti.
Meskipun pemimpin negeri selalu berganti.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 29 November 2014.

CINTA TAK KUNJUNG KUDAPAT (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

7 hari dalam seminggu.
Dengan sabar aku menunggu.
Akan hadirnya cinta.
Yang mampu menghapus air mata.

24 jam dalam sehari.
Tanpa bosan aku mencari.
Sosok yang masih menyimpan.
Gumpalan cinta dalam harapan.

Karena sudah begitu lama.
Tak ada cinta yang menggema.
Mungkin waktunya saja kurang tepat.
Sehingga cinta tak kunjung kudapat.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 29 November 2014.

Biodata:
Edi Saputra, S.Pd., atau yang lebih dikenal dengan
Elank Tak Bersayap. Lahir di Krui, 14 November 1986. Memulai prestasi menulis dalam rubrik "Ulasan Puisi" SKH Radar Lampung, 07 Desember 2008. Terdapat 5 puisi termasuk "Armada Cinta di Gurun Asmara" yang saat ini sudah mencapai Jilid III versi Puisi Baru.

Selain itu, Penulis juga aktif di grup ALIRAN PUISI BARU dan grup Sajak Transenden _ APB yang mengglobalisasikan kembali 8 jenis puisi baru. Di antaranya Distikon, Terzina, Quatrain, Quint, Sextet, Septima, Stanza/Oktav dan Soneta.

Jumat, 28 November 2014

BULAN JANUARI, BULAN PALING NGERI

Begitu banyak yang dapat dikisahkan.
Tentang Bulan Januari yang menghebohkan.
Misalnya saja banjir ibukota.
Juga harga BBM yang membelalakkan mata.

Januari adalah awal Tahun Masehi.
Bulan yang banyak mengernyitkan dahi.
Karena harga sembako semakin meroket.
Sementara penghasilan tak pernah lengket.

Wajar saja jika Bulan Januari.
Dianggap sebagai bulan yang paling ngeri.
Karena semakin banyak perubahan.
Yang membuat rakyat semakin tak tahan.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 28 November 2014.

REKAYASA POLITIK CINTA (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Setelah bara cinta padam.
Dan setitik rindu hilang musnah.
Terciptalah sekelumit dendam.
Yang mengancam bagai anak panah.

Roda kehidupan yang berputar dipercepat.
Demi mewujudkan selera yang baru.
Sehingga ambisi hati semakin berlipat.
Membuat langkah semakin keliru.

Tanpa memikirkan matangnya rencana.
Rekayasa politik cinta tetap dijalankan.
Sehingga terjadilah rangkaian bencana.
Yang sungguh tak terbayangkan.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 28 November 2014.

JIKA HATI MENYIMPAN DENDAM (Untaian Sajak Lemuria Atlantis)

Jika hati percaya tulusnya cinta.
Secuil nafsu pun akan sulit tercipta.
Karena fikiran akan mudah terhindar.
Dari rusaknya moral yang berpendar.

Jika hati masih memiliki harapan.
Seseorang tak mungkin lari dari kehidupan.
Karena ia akan tetap bersyukur.
Ketika berulang kali jatuh dan tersungkur.

Tetapi jika hati menyimpan dendam.
Maka cinta dan harapan akan padam.
Sehingga yang akan menjelma.
Sebuah penyesalan yang berlangsung lama.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 28 November 2014.

KELABILAN JIWA DALAM GEOGRAFI CINTA (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Dalam tatanan samudra cinta.
Gelombang asmaraku berbalik arah.
Sehingga aktifitas rinduku tersita.
Seiring deburannya mengubah sejarah.

Lama-lama, paparan hatiku terguncang.
Sementara gempa masa lalu terus menyiksa.
Menyebabkan langkah hidupku pincang.
Dan lapisan semangatku menyusut tanpa sisa.

Untuk menyelamatkan kelabilan jiwa.
Kuperbaiki kucuran asa yang kumiliki.
Agar aku kembali terbawa.
Dalam kedamaian cinta yang hakiki.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 27 November 2014.

KITA HARUS TETAP BERTAHAN! (Untaian Sajak Lemuria Atlantis)

Meskipun kehilangan itu sudah pasti.
Tetapi harapan jangan pernah mati.
Selama kita masih hidup.
Jangan biarkan semangat kita redup.

Pantang menyerah sebelum kalah.
Karena kebenaran tidak pernah salah.
Lakukan semaksimal mungkin.
Bulatkan tekad dan tetaplah yakin.

Yang akan terjadi di masa depan.
Itu adalah takdir kehidupan.
Jadi kita harus tetap bertahan.
Dari semua ketetapan Tuhan.


Quatrain Nasehat _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 27 November 2014.

Kamis, 27 November 2014

DIA PAHLAWAN TANPA TANDA JASA (Special for my teacher)

Dia memang bukan malaikat.
Bukan pula tentara yang berpangkat.
Dia yang membuatku pintar.
Jika kalian ingin berkomentar.

Dia bukanlah polisi.
Bukan pula politisi.
Dia tak mengenal lelah.
Saat mengajariku di sekolah.

Dia bukan seorang penjahat.
Bukan pula dokter pembuat sehat.
Dia dari golongan biasa.
Yang disebut pahlawan tanpa tanda jasa.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 25 November 2014.

CINTA AISAH III (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Setelah lama dirundung resah.
Kini kurajut kembali jalinan kisah.
Akan pentingnya sebuah cinta.
Yang tersusun indah dalam cerita.

Akhir yang begitu indah.
Untuk hati yang gundah.
Karena hari yang istimewa.
Mengembalikan senyum dan tawa.

Di bawah langit yang biru.
Kutemukan Cinta Aisah yang baru.
Dalam sosok yang berbeda.
Namun tetap menggoda.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 24 November 2014.

Senin, 24 November 2014

TEPAT DI SEPERTIGA MALAM (Antologi "Do'a Sang Pendosa")

Al-Qur'an tak kunjung disentuh.
Seolah aku tak pernah butuh.
Sejadah, masih saja terlipat.
Seolah sholat pun tak sempat.


Dzikir tak lagi terbiasa.
Apa lagi dalam hal berpuasa.
Sehingga aku menjadi murung.
Bagai katak dalam tempurung.

Setiap hari hanya berbuat dosa.
Halal haram menjadi hal biasa.
Hingga pada suatu waktu.
Akhirnya aku mati kutu.

Tepat di sepertiga malam.
Aku menghadap sang penguasa alam.
Untuk memohon ampun.
Atas dosa-dosa yang terhimpun.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 24 November 2014.

Sabtu, 22 November 2014

ADEGAN PANAS, PERTUNJUKAN FANTASTIS (Antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Pada hari kamis.
Di saat sore yang gerimis.
Terlihat sepasang remaja.
Asyik bercengkrama dengan manja.

Seperti tanpa rasa bersalah.
Keduanya langsung berulah.
Melakukan adegan panas.
Di hadapan gelombang laut yang mengganas.

Sungguh, itu perbuatan nista.
Yang tak layak dipandang mata.
Menjadi tontonan gratis.
Dalam pertunjukan yang fantastis.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 22 November 2014.

CINTA DAN NAFSU MENCAIR LULUH (Antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Dalam sebuah keterdiaman.
Yang dirasa cukup aman.
Kesalahan fatal terulang.
Di antara rimbunnya rumput ilalang.

Sudah kali yang ketiga.
Termasuk yang disergap tetangga.
Tubuh bersimbah peluh.
Cinta dan nafsu mencair luluh.

Sama sekali tak dapat diingat.
Berapa banyak tetesan keringat.
Yang tak akan pernah terlupakan.
Kenikmatan sesaat yang menyesatkan.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 21 November 2014.

SEPASANG PENULIS TERJERAT IBLIS (Antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Dalam suasana yang membisu.
Seketika, terbelenggu nafsu.
Saat sepasang penulis.
Terjerat tipu daya iblis.

Lantai yang penuh darah.
Menjadi saksi awal sejarah.
Akan sebuah malapetaka.
Yang tak pernah disangka-sangka.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 20 November 2014.

Rabu, 19 November 2014

BILA CINTA TELAH MENGGODA (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Bila cinta telah menggoda.
Maka dosa berlipat ganda.
Karena setelah berakhir pagi.
Nafsu langsung meningkat tinggi.

Jika itu sungguhan.
Hanya sedikit yang mampu bertahan.
Karena kesadaran akan hilang.
Dan alamat buruk akan terulang.

Tetapi jangan khawatir.
Jika iman mampu disetir.
Perbuatan nista nan rendah.
Dapat diatasi dengan mudah.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 19 November 2014.

SUARA ANEH YANG NYELENEH (Antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Suara yang begitu aneh.
Terdengar sedikit nyeleneh.
Seperti ada yang bertengkar.
Dari balik semak belukar.

Karena penuh rasa curiga.
Ku panggil beberapa tetangga.
Untuk mengecek situasi.
Yang belum sempat ku atasi.

Sungguh tak disangka.
Terlihat seorang perjaka.
Bersama si putri bungsu.
Sedang bergulat dalam nafsu.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 19 November 2014.

Selasa, 18 November 2014

KEMANA AKU HARUS BERLARI? (Untaian Sajak Lemuria Atlantis)

Sesal yang mengalir di ujung takdir.
Mengundang arogansi hati perlahan hadir.
Sehingga kecewa yang tertumpuk di jiwa.
Mengubur semua canda maupun tawa.

Gelisah yang menggebu-gebu.
Semakin hari semakin terasa tabu.
Ketakutan yang terus menyelimuti.
Menggerogoti setiap sendi-sendi hati.

Kemanakah aku harus berlari.
Untuk memperoleh pencerahan diri.
Agar aku bisa bangkit.
Dari fatamorgana yang menjangkit.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 17 November 2014.

Senin, 17 November 2014

HIDUPKU PENUH DOSA (Antologi “Do’a Sang Pendosa”)



Aku takkan pernah merasakan.
Nikmatnya surga yang dijanjikan.
Setiap saat selalu tersiksa.
Karena hidupku penuh dosa.

Aku akan sangat menyesal.
Jika tak ingat darimana aku berasal.
Seharusnya kutanamkan dalam hati.
Bahwa seluruh makhluk akan mati.

Andai aku bisa meminta.
Pasti aku akan berkata:
“Tuhan, berilah aku kesempatan,
Agar aku bebas dari kesesatan”.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 17 November 2014.

CINTA AISAH II (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Kujalani hari penuh gelisah.
Meniti hidup tanpa Aisah.
Cintanya benar-benar hilang.
Seperti ditelan rumput ilalang.

Jemari cintaku lemah tak berdaya.
Menepis semua tipu daya.
Saat Aisah mengatakan.
"Dia secepatnya harus kulupakan".

Entah dengan cara apa.
Agar aku benar-benar lupa.
Karena kenangan yang begitu indah.
Tak mungkin terlupakan dengan mudah.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 15 November 2014.

Jumat, 14 November 2014

GENAP 28 KUJALANI KEHIDUPAN (Untaian Sajak Lemuria Atlantis)



Genap sudah duapuluh delapan.
Kujalani takdir kehidupan.
Suka maupun duka.
Tak sedikit pun dapat diterka.

Impian yang ada di benak.
Seolah menusuk bagai onak.
Apa yang selama ini aku harapkan.
Hanya sedikit yang aku dapatkan.

Tak ada yang membuatku senang.
Kecuali malam-malam yang tenang.
Meskipun dari pagi hingga subuh.
Tak satu pun cinta berlabuh.


Quatrain Transenden_ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, Pesisir Barat Lampung, 14 November 2014.

CINTA AISAH I (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Hidup sulit mati tak mungkin.
Itu yang aku yakin.
Setelah lama terpisah.
Dari cintamu wahai Aisah.

Tidurku tak lagi nyenyak.
Makan pun tidaklah banyak.
Sehingga aku menjadi kurus.
Sekecil kapur barus.

Menangis tak lagi bisa.
Air mata habis tanpa sisa.
Hanya tinggal melukis takdir.
Sembari menunggu ajal hadir.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 11 November 2014.

Minggu, 09 November 2014

BELAIAN CINTA SEMU (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Ingin kumanjakan ABGmu.
Dengan belaian cinta semu.
Agar ia tak lagi bermimpi.
Atau pun berkutat dalam sepi.

Semoga saja tidak terlihat.
Niat burukku yang sedikit jahat.
Karena jika tidak.
ABGmu pasti bertindak.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 03 November 2014.

HANYA BERMODAL CINTA (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Hanya dengan bermodalkan cinta.
Kubutakan seluruh mata.
Agar hanya aku yang dapat.
Menaklukkan hatimu dengan cepat.

Semua orang akhirnya berlalu.
Dengan memendam perasaan pilu.
Sedangkan aku seperti melayang.
Bersama senyummu yang terus terbayang.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 15 Oktober 2014

SENYUM PEMBAWA CINTA III (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Senyum bercampur tawa.
Tak lagi bertumpu dalam jiwa.
Semua telah berganti.
Kecewa yang melukai hati.

Tak ada lagi cinta.
Yang ada tinggal dusta.
Semua telah pergi.
Semenjak datang pagi.

Senyuman itu telah berubah.
Menjadi sebuah musibah.
Terbuka pintu penjara.
Tatkala nafsu angkat bicara.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Pesisir Tengah Krui, 12 Oktober 2014