7 hari dalam seminggu.
Dengan sabar aku menunggu.
Akan hadirnya cinta.
Yang mampu menghapus air mata.
24 jam dalam sehari.
Tanpa bosan aku mencari.
Sosok yang masih menyimpan.
Gumpalan cinta dalam harapan.
Karena sudah begitu lama.
Tak ada cinta yang menggema.
Mungkin waktunya saja kurang tepat.
Sehingga cinta tak kunjung kudapat.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
Krui Selatan, 29 November 2014.
Biodata:
Edi Saputra, S.Pd., atau yang lebih dikenal dengan Elank Tak Bersayap. Lahir di Krui, 14 November 1986. Memulai prestasi menulis dalam rubrik "Ulasan Puisi" SKH Radar Lampung, 07 Desember 2008. Terdapat 5 puisi termasuk "Armada Cinta di Gurun Asmara" yang saat ini sudah mencapai Jilid III versi Puisi Baru.
Dengan sabar aku menunggu.
Akan hadirnya cinta.
Yang mampu menghapus air mata.
24 jam dalam sehari.
Tanpa bosan aku mencari.
Sosok yang masih menyimpan.
Gumpalan cinta dalam harapan.
Karena sudah begitu lama.
Tak ada cinta yang menggema.
Mungkin waktunya saja kurang tepat.
Sehingga cinta tak kunjung kudapat.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
Krui Selatan, 29 November 2014.
Biodata:
Edi Saputra, S.Pd., atau yang lebih dikenal dengan Elank Tak Bersayap. Lahir di Krui, 14 November 1986. Memulai prestasi menulis dalam rubrik "Ulasan Puisi" SKH Radar Lampung, 07 Desember 2008. Terdapat 5 puisi termasuk "Armada Cinta di Gurun Asmara" yang saat ini sudah mencapai Jilid III versi Puisi Baru.
Selain itu, Penulis juga aktif di grup ALIRAN PUISI BARU dan grup Sajak Transenden _ APB yang mengglobalisasikan kembali 8 jenis puisi baru. Di antaranya Distikon, Terzina, Quatrain, Quint, Sextet, Septima, Stanza/Oktav dan Soneta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar