Kamis, 30 Januari 2014

SEBUAH ALUNAN RINDU

Deburan ombak di sore itu
Seakan menyapaku dalam kesendirian


Ingin kutepiskan sebuah alunan rindu
Namun gemerecik waktu.

Tak mampu melantunkannya

Lambaian angin

Seolah tak menyentuh ragaku
Mentari pun berlalu

Tenggelam dalam peraduannya

Semoga rembulan akan bersinar terang
Dan menyampaikan salam rinduku padanya.



Bandar Lampung, 12 September 2012.

ESOK TAK LAGI ADA

Langit mendung gelap gulita
Menyisihkan waktu yang tersisa
Mencampakkan sesal yang bergelora
Di antara relung benteng asmara.

Kuharap esok masih ada
Untuk memugar seluruh cinta
Agar bidadari yang dulu ada
Hadir kembali di singgasana.

Hari ini, esok, lusa, dan selamanya
Berharap akan selalu ada
Agar aku dapat menemukannya
Dan melepaskan rindu yang membara.

Tapi, kutakutkan esok tak lagi ada

Akan berlalu begitu saja
Dan lusa hilang tanpa sisa
Karena tak abadi adanya


Namun tiba-tiba angin ada

Datang berbisik di telinga
Dan bertanya dengan terbata
Hubungan kalian hilang, kenapa?



Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.

Bandar Lampung, 8 November 2013.

SKENARIO CINTA LAMA

Masih jelas kuingat masa itu
Seuntai waktu yang dulu telah berlalu
Skenario cinta yang hanya sekilas menggema
Namun tetap membekas di jiwa.

Ya, mungkin episode itu telah usai
Bersama berputarnya waktu
Namun kini, dia berusaha kembali
Menepis sebuah rasa rindu di kalbu.

Apa gerangan itu
Tiba-tiba sebuah pertanyaan menghujamku
Memercikkan secangkir rasa yg mulai menggebu
Dan kembali mengukir skenario baru.

Ya, biarlah. Mungkin ini bukan hal yang baru
Dan kisah itu telah tersimpan lama
Yang kini jadi pertanyaanku
Aku harus berbuat apa?


Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.

Bandar Lampung, 14 November 2013

Rabu, 29 Januari 2014

ARMADA CINTA DI GURUN ASMARA (Jilid II)

Berdiri aku berdiri.
Menatap luasnya lautan hati.
Berlari aku berlari.
Jauh terperosok hari.

Sendiri aku terkapar.
Hanyut dalam buih sepi.
Antara sadar atau tak sadar.
Aku tak lagi punya arti.
 

Aku hanya punya Armada Cinta.
Sebuah benteng pengokoh jiwa.
Yang diam dan tersembunyi.
Di tengah hamparan Gurun Asmara.

Gurun yang penuh dangan asa.
Antara suka, duka, dan air mata...


Bandar Lampung, 22 April 2013.

ARMADA CINTA DI GURUN ASMARA (Jilid I)

Kalender asmaraku tersisih habis
Sehingga memori cintaku
Dipenuhi semak-semak kebimbangan.

Tatapan mata hatiku menyulut tajam
Melihat setetes kebencian
Yang mulai membendung benteng hatimu
Sehingga tiupan rinduku sirna
Diterpa salju pilu
Yang hampa tanpa balasan.

Jiwa-jiwa yang kecewa
Penuh noda asmara
Terlindas lintasan hati yang terluka
Nahkoda cinta yang terseret gelombang fana
Menanti ombak yang membelah hati
Justru terseret gelombang putus asa.

Sekarang, sang santri cinta berhenti berdo'a
Meski cinta tak kunjung tiba
Yang ada hanya benci, pilu, dan duka.

Semoga armada cinta di gurun asmara
Akan berlabuh di cairan mata hatinya
Sehingga bara cinta akan menyala
Ketika setitik rindu hinggap di hatinya.

Dan pahitnya cinta sepahit empedu
Akan menjadi sebuah kenangan
Sepanjang jalan hidupnya.

Bandar Lampung, 10 April 2008.


(Puisi ini pernah dimuat di Rubrik SMS Bianglala Radar Lampung edisi 7 Desember 2008).

 

Selasa, 28 Januari 2014

BANJIR, ISAK TANGIS WARGA

Sejuta warga
Bergelimang air mata
Januari kelabu
Isak tangis menderu

Banjir
Air langit mengalir
Deras
Hujan turun bebas

Warga tersentak.
Hanyut, Harta benda.
Warga berteriak.
Banjir, genangi ibu kota.


Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _Aliran Puisi Baru

Bandar Lampung, 15 Januari 2014.

Senin, 27 Januari 2014

PETAKA PILU, GURU MATEMATIKA

Serentetan peristiwa.
Datang menderu-deru.
Sang guru matematika.
Tersandung petaka pilu.

Muridmu, murid yang masih lugu.
Pelajaran, masih susah untuk dicerna.
Torehkan lembaran baru.
Untukmu guru matematika.

Tangisnya, pecahkan suasana.
Guru matematika, tak tau apa-apa.
Meringis, meronta-ronta.
Muridmu, lapor orang tuanya.

Peristiwa demi peristiwa.
Menjadi dasar, tindakan tanpa logika.
Guru matematika.
Hanya bisa mengelus dada.

Guru jenius, guru bajakan.
Tersingkir dari istana.
Singgasana kardus, mahkota koran.
Usang, tinggal cerita...


Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru

Bandar Lampung, 15 Januari 2014.