Rabu, 26 Februari 2014

TERKEPUNG DISTIKON, BERTANYA SONETA

Ada yang terapung seperti plankton.
Terkepung diksi puisi Distikon.

Ada juga yang terpana.
Meski tak tau puisi Terzina.

Begitu juga di sisi lain.
Mengaku bangga berpuisi Quatrain.

Tidaklah baik terlalu dipikirin.
Berapa jumlah larik puisi Quint.

Meski ada yang takjub seperti tersantet.
Merasa gugup mencari arti puisi Sextet.

Dan ini bukan kali yang pertama.
Ajukan tanya, tentang puisi Septima.

Sebagian lagi terbiasa meratap.
Mengartikan puisi Stanza atau Oktav.

Bahkan banyak juga yang bertanya-tanya.
Apa itu puisi Soneta?



Distikon (Sajak 2 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.

Bandar Lampung, 26 Februari 2014.

ULASAN:
Puisi-puisi pada larik di atas adalah berAliran Puisi Baru yang dibedakan menurut bentuknya ada 8 jenis yaitu:

1) Distikon (Sajak 2 Seuntai).
• Greek, terdiri dari 2 larik/baris per baitnya.
• Bersajak/rima –aa –bb dsb.

2) Terzina (Sajak 3 Seuntai).
• Itali, terdiri dari 3 larik/baris per baitnya.
• Bersajak/rima –aaa, –aab, –abb, atau –abc.

3) Quatrain (Sajak 4 Seuntai).
• Perancis, terdiri dari 4 larik per baitnya).
• Dikenali sebagai "Double Distichon".
• Bersajak –abab, –aaaa, atau aabb.

4) Quint (Sajak 5 Seuntai).
• Pada asalnya terdiri dari 5 larik/baris per baitnya).
• Bersajak/rima –aaaaa.

5) Sextet (Sajak 6 Seuntai).
• Latin, terdiri dari 6 larik/baris per baitnya).
• Dikenali sebagai "Double Terzina".
• Bersajak/rima akhir bebas (tidak beraturan).

6) Septima (Sajak 7 Seuntai).
• Latin, terdiri dari 7 larik/baris per baitnya).
• Bersajak/rima akhir bebas (tidak beraturan).

7) Stanza atau Oktav
• Latin, terdiri dari 8 larik/baris per baitnya).
• Dikenali sebagai "Double Quatrain".
•Bersajak/rima akhir bebas (tidak beraturan).

8) Soneta (Sajak 14 Seuntai).
• Itali, terdiri dari 14 larik/baris dalam baitnya.
• Dengan urutan aslinya, 4 bait yang terdiri dari 2 Quatrain dan 2 Terzina.
• Sehingga rumusan baitnya (2x4) + (2x3) = 8 + 6 = 14.
• Dua Quatrain (Double Quatrain) sebagai sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut Stanza atau Octav.
• Dan dua terzina sebagai isi yang merupakan satu kesatuan yang disebut Sextet.
• Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam.
• Bagian isi berisi curahan/ jawaban/ kesimpulan dari apa yang dilukiskan dalam Oktav, atau sifatnya subyektif.
• Peralihan dari Octav ke Sextet disebut Volta.
• Penambahan baris pada Soneta disebut Koda.
• Jumlah suku kata dalam tiap-tiap larik/baris Soneta biasanya antara 9–14.

PESAN:
Untuk mengglobalisasikan kembali 8 puisi baru (dibedakan menurut bentuknya) yang kini sudah mulai ditinggalkan. Bersama-sama kita Bangga Jadi Pemula, dan berpartisifasi di Group ALIRAN PUISI BARU.

SALAM PUISI.

KARENA SEKEPING LUKA

Sekeping luka tergores.
Kau hanya terdiam, matikah?


Puisi Dukotu _ 2 Koma 7.

Bandar Lampung, 25 Februari 2014.

RUMPUN KATA KONTAMINASI (Style "Arti Puisi").

Puisi, bukan hanya sekedar imajinasi.
Karena puisi, adalah curahan isi hati.

Terkadang, seseorang salah arti.
Hanya menganggap, rumpun kata kontaminasi.

Puisi, penduplikat kata hati.
Penuh dekorasi, bumbu-bumbu ilusi.

Puisi, jangan diintimidasi.
Karena bisa melukai sang sastrawi...


Distikon (Sajak 2 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.


Bandar Lampung, 25 Februari 2014.

ILUSI MIMPI BASI (Edisi "Khusus Dewasa")

Siang hari memeras panas.
Saat mentari berpacu waktu.
Sebuah kecupan pun mengganas.
Dari bibir yang bersatu.

Bintang-bintang patah semangat.
Saat bulan kembali purnama.
Dalam sebuah pelukan hangat.
Cumbu-cumbu pun menjelma.

Jika itu memang bisa.
Akan kunikmati semua rasa.
Hingga peluh tanpa sisa.

Tapi kapan kurasakan ini.
Jika hanya sebuah ilusi.
Mimpi-mimpi basi...


Soneta (Sajak 14 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.

Bandar Lampung, 24 Februari 2014.

SAKIT HATI YANG TAK KUNJUNG PERGI

Matahari masih tertidur kaku.
Menatap tajam hati yg terkapar layu.
Tetesan embun pagi.
Jatuh dan hilang ditelan bumi.
Sedangkan hati tetap tak berseri.
Karena rasa sakit di hati ini.
Tak kunjung beralih pergi.


Septima (Sajak 7 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru

Bandar Lampung, 23 Februari 2014.

PERJALANAN SANG PUJANGGA CINTA SAMPAI KE GERBANG ALIRAN PUISI BARU

Pesan:
(BACALAH SAMPAI SELESAI. SEMOGA DAPAT MEMBERIKAN INSPIRASI/MOTIVASI).

DARI kecil Edi Saputra, S.Pd memang gemar dalam hal menulis. Di era tahun 2003an beliau menggunakan nama samaran The Face Haunted. Kemudian di era 2007an nama samarannya berganti Putra Palapa Al Silent. Dan sekitar tahun 2012an nama samarannya berganti lagi menjadi Elank Tak Bersayap sampai sekarang.

Waktu di bangku Madrasah Aliyah Negeri Krui Kabupaten Pesisir Barat, tahun pertama sempat masuk jurusan Bahasa. Kemudian tergeser ke IPA karena kalah saat penyaringan ketat. (Jurusan bahasa adalah yang paling diunggulkan waktu itu).

Sedangkan waktu kuliah di STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG, orang tua mewajibkan untuk masuk Pendidikan Matematika. (Meskipun sebenarnya hasrat berkeinginan untuk memperdalam bahasa dan sastra).

MESKI begitu, waktu kuliah sedikit ada rasa bangga. Bangga menjadi anak matematika yang sempat mengkomunitaskan warga sastra melalui UKM-KONIDAYA (Unit Kegiatan Mahasiswa - Komunitas Seni dan Budaya) bersama:

Dent Baguz (Bagus Irawan, S.Pd.),
Dedi Satriawan, M.Pd.,
Novi Yulista, S.Pd,
Arisa Doank (Arisa, S.Pd),
Yeni Rahmalia, S.Pd.,
Andri Krui (Pangeran Kipula/Andri Ahmad, S.Pd.),
Parasut Putih (Wahyu Hidayat, S.Pd),
Violeta Putih,
Putri Mahkota Dewa,
Pangeran Cinta,
Tinta Pelangi,
Putri Bungsu dan rekan-rekan sastra lainnya. (Yang tidak disebut, lupa namanya karena memori lama).

KONON, di era kak Taufik Hidayatullah, S.Pd., UKM ini sebelumnya bernama UKM PSB (Pencinta Seni dan Budaya) yang sedang dalam keadaan vakum.

Dengan melalui proses perjuangan yang cukup melelahkan. Akhirnya UKM PSB diaktivkan kembali, tapi dengan kepengurusan, logo, tampilan, dan nama baru UKM KONIDAYA.

MESKIpun dalam sejarah perjalanannya, UKM Konidaya hanya bertahan kurang lebih 1 tahunan (sekitar 2008/2009an) dan bernasib sama kembali dengan ketervakumannya. (Entah di era-era selanjutnya, masih ada atau tidak yang kembali meremajakannya???).

Terlepas dari itu semua. Sebenarnya ilmu sastra tidak hanya dapat diperoleh di bangku sekolah/kuliah saja. Banyak referensi pendukung lain. Salah satunya melalui jejaring sosial. Seperti misalnya Group Facebook:

Forum Sastra Indonesia (Forsasindo),
Puisi,
Puisi Ungkapan Jiwa,
Puisi Suara Jiwa,
Puisi 2 Koma 7,
Para Penulis Ceria,
Sa-Saka (Sajak Satu Kata)
ALIRAN PUISI BARU,
dan lain sebagainya yang tak mungkin disebutkan semuanya.

DARI sudut lain, karya sastra yang pernah dirilis. Tertuang dalam sebuah Buku Kumpulan Puisi (8 Mei 2009) yang sampai hari ini belum pernah diterbitkan dengan judul "Armada Cinta di Gurun Asmara". (Arsip buku hanya ada 1, itu juga sudah lusuh).

LIMA (5) puisi yang ada dalam buku tersebut termasuk puisi armada cinta di gurun asmara yang digunakan sebagai cover buku, pernah dimuat dalam Rubrik Sms Bianglala Radar Lampung edisi 7 Desember 2008.

(Mungkin ucapan terima kasih selayaknya diberikan kepada mbak Arisa, S.Pd yang termasuk berjasa mempermudah akses dengan Kantor Bahasa Provinsi Lampung sebagai instansi terkait yang menyelenggarakan rubrik tersebut.

SETELAH vakum dari dunia sastra di tahun 2010an. Dan hanya sekali dua kali saja mengupdate coretan inspirasi. (Mungkin karena larut dengan cinta dan bahagia). Akhirnya di tahun 2013, kembali menapaki jejak-jejak sastra yang tertinggal melalui tampilan baru dan nuansa yang berbeda dengan Aliran Puisi Baru.

KARYA - karya sastra yang beraliran puisi baru ini, dituang dalam 2 Blog Puisi yaitu http://airaatlantis.blogspot.com dan http://lemuriaatlantis2014.blogspot.com.

BLOG Aira Atlantis mempunyai slogan [Sepenggal Kenangan yang Hilang. Bertajuk Tak Sadar. Terangkum dalam: IMAJINASI (IraMA JItu NAda puiSI) yang tak Berujung].

BLOG Aira Atlantis ini merupakan blog puisi yang menceritakan tentang perjalanan cinta dua anak manusia yang berujung duka. Terpisah karena musibah. Yang satu akhirnya bertahan dalam keadaan bimbang dalam menentukan langkah dan larut dalam kekecewaan. Sedangkan yang satunya lagi terkubang dalam keTakSadarannya. (kisah nyata).

Dan sepertinya puisi dalam Blog Aira Atlantis yang Bertajuk Tak Sadar ini, benar-benar tidak akan pernah ada ujungnya. Karena akan selalu tak sadar, tak sadar, dan tak sadar dalam salah satu lariknya.

SEDANGKAN Blog Lemuria Atlantis dengan slogan (Segenggam Masa Depan. Langkah Pasti Menuju Gerbang Kebangkitan).
Merupakan blog yang memuat puisi dengan banyak tema. Karena tidak terfokus satu tajuk (bernuansa bebas). Berbanding terbalik dengan Blog Aira Atlantis.


Agar tidak penasaran, kunjungi kedua blognya. Dan resapi setiap lariknya. Dan mungkin anda akan merasakan dan tersihir, ikut terbawa aura-aura ruh puisi di dalamnya.

"SALAM SASTRA"

TANGAN MANJA DI PEREMPATAN LICIN

Wajah pasrah berserakan.
Berbaris vertikal di jalan beraspal.
Satu persatu bersahutan.
Mengikis habis segumpal akal.

Tangan-tangan manja.
Menjulur di perempatan licin.
Menengadah meminta-minta.
Berharap lemparan koin.

Hujan masih sangat lebat.
Memaksa mentari padam berkala.
Nampak si tangan manja bergerak lambat.
Saat lampu merah giliran menyala.

Seketika tanpa aba-aba.
Berlari secepat kilat.
Dompet curian si tangan manja.
Terlepas dari genggaman erat.

Hujan lebat tak kunjung reda.
Perempatan licin tak berpalang.
Hukum rimba tak dapat ditunda.
Tangan manja tersambar kereta barang.


Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.

Rabu, 19 Februari 2014

JENIS-JENIS PUISI BARU


Aliran Puisi baru tidak sama dengan Aliran Puisi Lama. Mulai dari isi, bentuk, irama, dan sajak yang terdapat dalam puisi baru berubah drastis. Terlebih lagi mengenai isi pada puisi baru, dilukiskan dalam gaya bahasa yang bebas dan lincah.

Berdasarkan jumlah Baris (Larik) dalam setiap baitnya, puisi baru dibagi dalam beberapa bentuk puisi, yaitu:


I.  Sajak dua seuntai disebut Distikon (Distichon)

Distikon adalah sajak yang terdiri atas dua baris (larik) dalam setiap baitnya. Distikon bersajak a-a.
Contoh:

AKU BINATANG JALANG

Kini, aku kembali sendiri.
Tersudut dalam seutas sepi.

Tak ada cinta, tak ada tawa.
Hanya air mata, yang selalu berkata.

Mungkin memang benar.
Apa kata Chairil Anwar.

Aku ini binatang jalang.
Dari kumpulan yang terbuang.

Bandar Lampung, 18 Februari 2014.
(Elank Tak Bersayap)


II. Sajak tiga seuntai disebut terzina

Terzina adalah sajak yang terdiri atas tiga baris (larik) dalam setiap baitnya.. Terzina dapat bersajak a-a-a;  a-a-b; a-b-c; atau a-b-b.
Contoh:

UNTUK APA SEMUA INI?

Untuk apa berkenalan.
Jika hanya jalani pacaran.
Tapi tanpa harapkan pernikahan.

Untuk apa memperdalam agama.
Jika suka bermanis manja.
Dalam malam gelap gulita.

Untuk apa menutup aurat.
Jika diantara ruang bersekat.
Dua insan mengumbar maksiat.

Untuk apa lakukan semua ini.
Jika Surga yang diminati.
Tapi justru Neraka yang menanti.

Bandar Lampung, 19 Februari 2014.
(Elank Tak Bersayap)


III. Sajak empat seuntai disebut Quatrain

Quatrain adalah sajak yang terdiri atas empat baris (larik) dalam setiap baitnya. Quatrain bersajak a-b-a-b,  a-a-a-a, atau  a-a-b-b.
Contoh:

BIDAK CATUR CINTA (Tak Sadar Part XIV)

Tak ubah bermain catur.
Cinta, terkadang buta.
Bertahan dalam tarik ulur.
Dunia, serasa beda.

Benteng, kuda, dan menteri.
Bidak catur yang sejajar.
Layaknya cinta berbuah benci.
Siluet dirimu, yang tak sadar.

Seharusnya tak dipungkiri.
Ratu putih, kini telah tiada.
Cinta, seakan kembali.
Dari hati yang berbeda.

Cinta, bidak catur strategi.
Seperti pion kalahkan raja.
Berharap ini, bukanlah mimpi.
Karna cintamu, yang kudamba...

Bandar Lampung, 18 Januari 2014.
(Elank Tak Bersayap)


IV. Sajak lima seuntai disebut Quint

Quint adalah sajak yang terdiri atas lima baris (larik) dalam setiap baitnya. Quint bersajak  a-a-a-a-a.
Contoh:

HANYA KEPADA TUAN

Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan
kepada Tuan
Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya kisahkan
kepada Tuan
Yang pernah di resah gelisahkan

Satu-satu desiran
Yang saya dengarkan
Hanya dapat saya syairkan
kepada Tuan
Yang pernah mendengarkan desiran

Satu-satu kenyataan
Yang saya didustakan
Hanya dapat saya nyatakan
kepada Tuan
Yang enggan merasakan

(Or. Mandank)


V. Sajak enam seuntai disebut Sektet (Sextet)

Sektet adalah sajak yang terdiri atas enam baris (larik) dalam setiap baitnya. Sektet mempunyai persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.
Contoh:

MERINDUKAN BAGIA

Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Alam seperti dalam samadhi
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih

(Ipih)

 
VI. Sajak tujuh seuntai disebut septima

Septima adalah sajak yang terdiri atas tujuh baris (larik) dalam setiap baitnya. Sama halnya dengan sektet, persajakan septima tidak berurutan.
Contoh:

API UNGGUN

Diam tenang kami memandang
Api unggun menyala riang
Menjilat meloncat menari riang
Berkilat-kilat bersinar terang
Nyala api nampaknya curai
Hanya satu cita dicapai
Alam nan tinggi, sunyi, sepi

(Intojo)



VII. Sajak delapan seuntai disebut Oktaf (Stanza)

Stanza adalah sajak yang terdiri atas delapan baris (larik) dalam setiap baitnya. Stanza disebut juga oktaf. Persajakan stanza atau oktaf tidak berurutan.
Contoh:

PERTANYAAN ANAK KECIL

Hai kayu-kayu dan daun-daunan!
Mengapakah kamu bersenang-senang?
Tertawa-tawa bersuka-sukaan?
Oleh angin dan tenang, serang?
Adakah angin tertawa dengan kami?
Bercerita bagus menyenangkan kami?
Aku tidak mengerti kesukaan kamu!
Mengapa kamu tertawa-tawa?

Hai kumbang bernyanyi-nyanyi!
Apakah yang kamu nyanyi-nyanyikan?
Bunga-bungaan kau penuhkan bunyi!
Apakah yang kamu bunyi-bunyikan?
Bungakah itu atau madukah?
Apakah? Mengapakah? Bagaimanakah?
Mengapakah kamu tertawa-tawa?

(Mr. Dajoh)


VIII. Sajak empat belas seuntai disebut Soneta


Soneta berasal dari kata Sonetto dalam bahasa Italia yang terbentuk dari kata latin Sono yang berarti ‘bunyi’ atau ‘suara’. Adapun syarat-syarat soneta (bentuknya yang asli) adalah sebagai berikut.
• Jumlah baris ada 14 buah.
• Keempat belas baris terdiri atas 2 buah quatrain dan 2 buah terzina.
• Jadi pembagian bait itu: 2 × 4 dan 2 × 3.
• Kedua buah kuatrain merupakan kesatuan yang disebut stanza atau oktaf.
• Kedua buah terzina merupakan kesatuan, disebut sextet.
• Octav berisi lukisan alam; jadi sifatnya objektif.
• Sextet berisi curahan, jawaban, atau kesimpulan sesuatu yang dilukiskan dalam oktaf; jadi sifatnya subjektif.
• Peralihan dari oktaf ke sektet disebut volta.
• Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku kata.
• Rumus dan sajaknya a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.


Tetapi lama kelamaan para pujangga tidak mengikuti syarat-syarat di atas.
Pembagian atas bait-bait, rumus sajak serta hubungan isinya pun mengalami perubahan. Yang tetap dipatuhinya hanyalah jumlah baris yang 14 buah itu saja. Bahkan acapkali jumlah yang 14 baris dirasa tak cukup oleh pengarang untuk mencurahkan angan-angannya. Itulah sebabnya lalu ditambah beberapa baris
menurut kehendak pengarang. Tambahan itu disebut Cauda yang berarti ekor. Karena itu, kini kita jumpai beberapa kemungkinan bagan. Soneta Shakespeare, misalnya mempunyai bagan sendiri mengenai soneta-soneta gubahannya,
yakni:
Pembagian baitnya : 3 × 4 dan 1 × 2.
Sajaknya : a-b-a-b, c-d-c-d, e-f-e-f, g-g.

Demikian pula pujangga lain, termasuk pujangga soneta Indonesia mempunyai
cara pembagian bait serta rumus-rumus sajaknya sendiri.
Contoh:

GEMBALA

Perasaan siapa ta’kan nyala (a)
Melihat anak berlagu dendang (b)
Seorang saja di tengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)

(Muhammad Yamin, SH.)



“Semoga Bermanfaat”