Matahari masih tertidur kaku.
Menatap tajam hati yg terkapar layu.
Tetesan embun pagi.
Jatuh dan hilang ditelan bumi.
Sedangkan hati tetap tak berseri.
Karena rasa sakit di hati ini.
Tak kunjung beralih pergi.
Septima (Sajak 7 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru
Bandar Lampung, 23 Februari 2014.
Menatap tajam hati yg terkapar layu.
Tetesan embun pagi.
Jatuh dan hilang ditelan bumi.
Sedangkan hati tetap tak berseri.
Karena rasa sakit di hati ini.
Tak kunjung beralih pergi.
Septima (Sajak 7 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru
Bandar Lampung, 23 Februari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar