Kamis, 26 Juni 2014

SAJAK TRANSENDEN, KOMPOSIT, DAN NOMADEN (Ost. IV Grup Aliran Puisi Baru)

Dari jiwa-jiwa independen.
Lahirlah sajak-sajak transenden.
Sajak yang begitu mempesona.
Dengan deretan rima yang sempurna.

Dari gabungan pola-pola campuran.
Yang telah disesuaikan dengan aturan.
Lahirlah sajak-sajak komposit.
Sajak yang haram dibilang parasit.

Dan dari jiwa-jiwa massal.
Sajak-sajak nomaden berasal.
Sajak yang terdengar kurang berirama.
Karena tidak menyempurnakan rima.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 24 Juni 2014.


Note:

• TRANSENDEN

Transenden adalah sesuatu yang di luar batas. Sesuatu yang melewati batas persepsi normal. Dalam Matematika, Transenden digunakan untuk menunjukkan suatu bilangan yang tak terhingga. Bilangan yang tiada batasannya. Dalam Filsafat digunakan untuk menunjuk kepada Tuhan yang maha segala-galanya atau perihal yang superior.

Sedangkan dalam Aliran Puisi Baru, Transenden adalah suatu kesempurnaan sajak, baik itu dari Tipografi,Diksi, Imaji, Rima, Tema, Isi, dan lain-lain termasuk Pola Persajakan yang tetap pada Terzina dan Quatrain.

Lalu, mengapa Transenden dianggap sebagai sesuatu yang di luar batas kemampuan manusia?
Jawabannya singkat! Karena hanya orang-orang yang bersungguh-sungguh ingin belajar, memahami dan mendalami APB sehingga mampu menciptakan hasil karya yang benar-benar sempurna, meskipun pada hakekatnya kesempurnaan hanya milik yang di atas!

• SEMI TRANSENDEN

Semi artinya setengah atau sebagian. Semi Transenden berarti hampir mendekati kesempurnaan.

• KOMPOSIT

Komposit adalah gabungan atau campuran. Dalam APB, komposit dapat diartikan sebagai sajak yang menggunakan pola campuran dalam bait-baitnya. Komposit hanya dapat diterapkan pada Terzina dan Quatrain saja. Karena kedua bentuk sajak ini mempunyai beberapa pola persajakan yang dapat digunakan secara acak antara bait yang satu dengan bait yang lainnya.

Pada hakekatnya, Sextet merupakan Terzina Ganda atau Double Terzina. Septima merupakan gabungan dari Quatrain dan Terzina. Stanza atau Oktav merupakan Quatrain Ganda atau Double Quatrain. Soneta terdiri dari 2 bait Quatrain dan 2 bait Terzina. Maka Sextet, Septima, Stanza atau Oktav, dan Soneta dapat digolongkan sebagai Sajak Komposit. Sehingga dalam Sextet, Septima, Stanza atau Oktav, dan Soneta dihalalkan menggunakan pola persajakan campuran.

• NOMADEN

Istilah nomaden berkaitan erat dengan sifat manusia yang selalu berpindah-pindah. Dalam APB, Nomaden diartikan sebagai sajak yang menggunakan rima akhir yang tidak sempurna. Karena rima akhir yang tidak sempurna inilah, sebuah sajak terlihat seperti berpindah-pindah rima atau lompat-lompat. Dengan kata lain, keselarasan rima akhirnya tidak didapati dalam sajak tersebut.

Sumber:


DI ATAS BUMI DAN LANGIT (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Di atas Bumi Pertiwi yang aku pijak.
Akan kurangkai jutaan sajak.
Agar kelak setelah aku beranjak.
Kisah hidupku yang bijak.
Tidak akan pernah kehilangan jejak.

Di atas Langit Atlantis yang membiru.
Akan ku lukis cerita baru.
Cerita cinta yang penuh rasa haru.
Agar kelak banyak yang meniru.
Setelah dihampiri rasa cemburu.


Quint _ Sajak 5 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 20 Juni 2014.

SENJA BERLALU, FAJAR MENYINSING (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Senja telah berlalu.
Meninggalkan segumpal pilu.
Yang terasa begitu asing.

Giliran gelap yang kini menyelimuti.
Kota hati yang kembali mati.
Seperti tanpa suara bising.

Tiba-tiba wajah ayu menjelma.
Menjadi rupa bulan purnama.
Mengajak fajar kembali menyinsing.

Batinku tertunduk lesu.
Dalam diam yang membisu.
Dalam fikiran yang menggasing.


Terzina aab _ Sajak 3 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 17 Juni 2014.

AKU TAK LAGI HEBAT (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Cintaku telah tersumbat.
Oleh jutaan derita.
Yang datang dari segala arah.

Kurasa aku sudah terlambat.
Tak mampu lagi menata.
Jasad cinta yang berdarah.

Aku tak lagi hebat.
Karena hatiku telah membuta.
Oleh segumpal amarah.

Tergadaikan sudah semua martabat.
Dan habislah sudah untaian kata-kata.
Aku terdiam, karena hatiku terluka parah.


Terzina abc _ Sajak 3 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 16 Juni 2014.

AKU INGIN MENGHAPUS DERITA (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Aku tak ingin lagi jatuh cinta.
Karena jatuh, sungguh terasa sakit.
Aku hanya ingin menghapus derita.
Yang jumlahnya tidak lagi sedikit.

Aku tidak ingin ada sebuah benci.
Yang bersarang utuh di dalam tubuh.
Aku hanya ingin cinta yang benar-benar suci.
Yang semakin hari semakin tumbuh.

Aku tak ingin lagi merana.
Meskipun pahitnya hidup harus dirasa manis.
Manusia memang tidak ada yang sempurna.
Tetapi setidaknya, bahagia ada dalam keluarga harmonis.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 15 Juni 2014.

PUJANGGA ROMANTIS, PEMIMPI(N) KERAJAAN ATLANTIS (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Puisiku bagaikan senar-senar gitar.
Yang selalu membuat hati bergetar.
Karena aku adalah Pujangga Romantis.
Yang berasal dari Keluarga Atlantis.

Aku adalah seorang raja.
Yang terselip tekad sekeras baja.
Pemimpi(n) Kerajaan Atlantis yang membiru.
Dalam negeri Aliran Puisi Baru.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 13 Juni 2014.

SEPERTI TERJEBAK MIMPI (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Jangan lagi kau tangisi.
Akan cinta yang telah kubuat basi.

Tak ada niat untuk menyakiti.
Apa lagi sampai merobek hati.

Aku seperti terjebak mimpi.
Dalam lautan hati tak bertepi.

Kupilih saja untuk mengakhiri.
Agar tak ada hati yang
diingkari.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.

APB _ Aliran Puisi Baru.
Krui Selatan, 11 Juni 2014.

AKU TETAPLAH AKU (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Ya, aku adalah biru.
Yang mengalir darah Pujangga Baru.
Kau adalah Senja.
Yang terlihat begitu manja.

Tak ada rasa yang tenggelam.
Apa lagi rindu yang mengelam.
Aku tetaplah aku.
Sebuah hati yang tetap beku.

Janganlah kau bersedih.
Apa lagi harus memendam pedih.
Sang purnama akan datang.
Saat hari kembali petang!


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
APB _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 10 Juni 2014.

KESELARASAN SENJA, SENJA LARAS (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Aku tak sabar lagi menunggu.
Akan datangnya hari minggu.
Hari yang paling tepat.
Untuk menyingkap misteri yang begitu rapat.

Aku tak ada maksud hati.
Untuk membuat cinta ini menjadi mati.
Tetapi hanya sekedar ingin membeberkan.
Tentang cinta yang telah dipertemukan.

Kusingkap Topeng Ilusimu.
Yang telah kuhindari dari semu.
Tentang ketulusan cinta yang begitu deras.
Dalam Keselarasan Senja, Senja Laras.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 08 Juni 2014.

TOPENG ILUSI KESELARASAN SENJA (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)

Suaramu sungguh terdengar manja.
Dari balik topeng ilusi keselarasan senja.

Sapamu sungguh mencairkan hatiku.
Mencairkan hati yang telah lama beku.

Aku melihat ada ketulusan cinta.
Yang bebas dari amukan derita.

Sehingga aku ingin membuka topengmu.
Agar ilusi itu tak menjadi semu.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 06 Juni 2014.

KITA TERJERAT CINTA (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara)

Cintamu sungguh memikat.
Seperti warna coklat yang pekat.
Sedangkan cintaku buta.
Seperti tak punya retina mata.

Rindumu selalu ada saat senja.
Saat langit termenung bersahaja.
Sedangkan rinduku entah kemana.
Mungkin hilang ditelan fatamorgana.

Rasa kagummu tak terhalang oleh sekat.
Seperti udara bebas yang tak terikat.
Sedangkan rasa kagumku selalu terhalang.
Oleh Sepenggal Kenangan yang Hilang.

Aku, kamu, kita.
Hanya terjerat oleh cinta.
Biarkan saja sang waktu.
Yang menyelesaikan semua itu.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 04 Juni 2014.

CINTA TETAPLAH CINTA (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Jangan pernah merasa lelah.
Karena cinta tak pernah salah.
Meskipun bumi akan terbelah.
Rasamu itu tak mungkin kalah.

Mata hatiku telah lama buta.
Dan separuh jiwaku telah tersita.
Kurasa cinta tetaplah cinta.
Karena dirimu seorang wanita.

Biarlah yang sudah-sudah.
Jangan lagi dibuat gundah.
Membalas cinta tidaklah mudah.
Apa lagi membuatnya indah.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 03 Juni 2014.

CINTA PADAM, TERCIPTALAH DENDAM (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara)

Pada saat petang.
Cintamu perlahan datang.
Pada waktu subuh.
Rindumu langsung berlabuh.

Tetapi besok atau lusa.
Kurasa semua hilang tanpa sisa.
Karena aku membuatnya padam.
Sehingga terciptalah sebuah dendam.

Tetapi harus kau ingat.
Meskipun keputusanku menyengat.
Jangan pernah berpaling dariku.
Dan janganlah lari dari hidupku.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 03 Juni 2014.

Soundtrack Event Aliran Puisi Baru "RANGKAIAN AJANG YANG BEGITU PANJANG"

Di antara bumi dan langit.
Sebuah pertarungan memunculkan sengit.
Mempertaruhkan seluruh bakat.
Demi meraih sertifikat.

Ini bukan sekedar lomba.
Yang diadakan secara tiba-tiba.
Tetapi ini adalah rangkaian ajang.
Yang sesungguhnya begitu panjang.

Persiapkan karya semaksimal mungkin.
Lalu berdo'a dan tetaplah yakin.
Kita semua pasti bisa.
Karena kita, luar biasa.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 02 Juni 2014.

URAT MENEGANG, SESAL MEMBAYANG (antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Urat yang mengendur mulai menegang.
Setelah tangan merangkak di pinggang.
Nafas pun mulai tersendat.
Dan memori nafsu semakin padat.

Hilang semua rasa gundah.
Bersama nafsu yang tertuang sudah.
Tinggal sesal yang membayang.
Setelah kehormatan melayang.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 31 Mei 2014.

AKSARA KA GA NGA SUMATRA

Tulisanku tak kunjung rampung.
Menerjemahkan Bahasa dan Aksara Lampung.

Naskahnya menjadi semakin panjang.
Setelah dibubuhi Aksara Rejang.

Menjadi karya yang paling terperinci.
Dengan sedikit ulasan Aksara Kerinci.

Agar para pelancong.
Dapat mengenal Aksara Rencong.

Aksara Ka Ga Nga, ciri khas Sumatra.
Yang mempesona bagaikan sutra.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 29 Mei 2014.

SENYUM PEMBAWA CINTA (antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Senyummu yang indah itu.
Mengobati hatiku yang telah buntu.

Senyum pembawa cinta.
Yang membuatku kehabisan kata-kata.

Aku tak lagi merana.
Karena hadirmu membuatku terpesona.

Andai aku dapat memilikimu.
Pasti hilanglah semua rasa jemu.

Tapi, itu tidak mungkin.
Karena aku orang miskin.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Bandar Lampung, 27 Mei 2014.

AKU DAN PUISIKU

Takdirku sebagai Sang Elang.
Dengan sayap yang telah hilang.

Aku hanya mampu merayap.
Karena aku Elank Tak Bersayap.

Aku pasti bisa.
Karena aku telah terbiasa.

Aku tak mungkin musnah.
Meskipun terlalu banyak fitnah.

Dan puisiku tak mungkin terhapus tanpa sisa.
Karena puisiku, akan dikenang sepanjang masa.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 24 Mei 2014.
KELUARGA ATLANTIS