Senin, 26 Mei 2014

CINTA DAN NAFSU ;Ujian Hidup Seorang Bujang

Sesungguhnya cinta itu buta.
Karena cinta, tidak bermata.
Dia tidak mampu melihat.
Saat nafsu berubah jahat.

Sesungguhnya cinta itu tuli.
Sama sekali hilang kendali.
Dia tidak mampu mendengar.
Saat nafsu berubah sangar.

Sesungguhnya cinta itu lumpuh.
Kesetiaan, tidak mampu ditempuh.
Aral melintang selalu menerjang.
Ujian hidup seorang bujang.

Sesungguhnya cinta hanyalah cerita.
Yang bergelimang air mata.
Cinta terkadang berubah sinting.
Saat nafsu menjadi penting.


Kolaborasi Quatrain Persegi.

Krui Selatan, 24 Mei 2014.

AKU DAN PUISIKU

Takdirku sebagai Sang Elang.
Dengan sayap yang telah hilang.

Aku hanya mampu merayap.
Karena aku Elank Tak Bersayap.

Aku pasti bisa.
Karena aku telah terbiasa.

Aku tak mungkin musnah.
Meskipun terlalu banyak fitnah.

Dan puisiku tak mungkin terhapus tanpa sisa.
Karena puisiku, akan dikenang sepanjang masa.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 24 Mei 2014.


TINGKAH LAKU SANG BINTANG (Antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Tingkah laku sang bintang.
Tak ubah gaya binatang.
Buka baju tanggalkan tanktop.
Agar dibilang ngetop.

Menjual isi kutang.
Demi membayar hutang.
Dalam pangkuan para koruptor.
Yang bergelimang uang kotor.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 20 Mei 2014.

HIDUP DI DUNIA SEMENTARA (Syair Nasehat)

Disangka hidup terlalu mudah.
Sehingga gampang bersilat lidah.
Jangan menyulam perkara pembuat gundah.
Jika ingin hidup terasa indah.

Kadang pikiran menjadi tumbang.
Saat rupiah harus disumbang.
Jangan ragu dan jangan bimbang.
Hidup di dunia harus seimbang.

Setiap nyawa punya berkah.
Sesudah atau sebelum nikah.
Hilangkan kebiasaan salah tingkah.
Agar kelak tak salah langkah.

Hidup di dunia hanya sementara.
Perbanyak bekal bukan perkara.
Hidup akan semakin sengsara.
Jika mendekam dalam penjara.

Pada saatnya nanti.
Yang hidup akan mati.
Sesama hamba saling menghormati.
Dan selalu berbaik hati.

Krui Selatan, 20 Mei 2014.

JANGAN IKUTI JEJAK WANITA PENGGODA (Antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Jangan sampai terlena.
Akan perbuatan zina.

Lupakan tentang bercinta.
Itu perbuatan nista.

Buang jauh-jauh nafsu birahi.
Wahai kau yang mengernyitkan dahi.

Jangan ikuti jejak wanita penggoda.
Yang selalu pamer belahan dada.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 19 Mei 2014.

ANDAI AKU BERTEMU TUHAN (Antologi "Do'a Sang Pendosa")

Andai aku bertemu Tuhan.
Pasti akan kuajak bicara.
Lalu aku meminta agar kuat bertahan.
Dari semua cobaan yang mendera.

Andai aku bertemu Tuhan.
Ingin rasanya aku kembali meminta.
Agar aku dapat menahan.
Derasnya cucuran air mata.

Tapi semua itu tak mungkin.
Karena aku hanyalah sang pendosa.
Meskipun aku selalu yakin.
DIA adalah sang penguasa.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
(APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 18 Mei 2014.

LAKI-LAKI AROGAN

Bukan dengan cara menghardik.
Jika memang kamu cerdik.

Bukan dengan membalas dendam.
Jika ingin permusuhan padam.

Bukan dengan mencaci maki.
Jika ingin dianggap laki-laki.

Hilangkanlah sikap arogan.
Agar kelak yang lain semakin segan.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai. (APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 15 Mei 2014.

DUA TUBUH SALING MENYATU (Antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Terdengar suara mendesah.
Dari hati yang dirundung resah.

Hari jum'at malam sabtu.
Dua tubuh saling menyatu.

Seperti meregang nyawa.
Kadang meringis kadang tertawa.

Penuh rasa gelisah.
Takut ketangkap basah.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai. (APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 14 Mei 2014.

PUNCAK NAFSU BIRAHI (Antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Bukan kali yang pertama.
Saat bulan sedang purnama.

Mengucur peluh membanjiri dahi.
Puncak dari nafsu birahi.

Kau terkapar lemah.
Tanpa sehelai kain di pojokan rumah.

Terdiam membisu.
Di atas gundukan susu.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai. (APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 13 Mei 2014.

TAK INGIN MATI GAYA (Kurcaci Plagiat Jilid III)

Bajingan kelas teri.
Kian hari semakin beraksi.
Mendekorasi nasib diri.
Dengan urakan-urakan basi.

Tak kenal lelah mencuri naskah.
Tak kenal dosa menjiplak karya.
Terus menerus menghapus Berkah.
Karena tak ingin mati gaya.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai. (APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 11 Mei 2014.

KAU SUNGGUH BEJAT!!! (Kurcaci Plagiat Jilid II)

Seperti nasi seminggu basi.
Saat kau cantumkan karya-karya plagiasi.
Wahai sahabat.
Kau sangka itu hebat.

Jangan sampai kau bergegas lari.
Setelah menginjak-injak harga diri.
Kurasa kau sungguh bejat.
Jadi wajar kalau kuhujat.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai. (APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 09 Mei 2014.

NKRI HARGA MATI!!!

Hanya orang-orang bodoh.
Yang selalu menciderai idealis.
Sedangkan aku bukanlah orang bodoh.
Yang terbujuk rayu kaki tangan iblis.

Bahasaku, Bahasa Indonesia.
Yang selalu kujunjung tinggi di dalam hati.
Idealismeku tak mungkin sia-sia.
Karena NKRI harga mati.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai. (Grup _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 06 Mei 2014.

KAU KURCACI PLAGIAT!!! (Kurcaci Plagiat Jilid I)

Kau pura-pura membantu.
Padahal sebenarnya misimu hanya satu.

Kau pura-pura cinta.
Padahal sebenarnya kau mata-mata.

Kau pura-pura bekerja giat.
Padahal sebenarnya kau kurcaci plagiat.

Lalu, haruskah aku berdiam diri.
Menyaksikan lakonmu menari-nari.

Atau, biarkan saja alam yang menghukum.
Agar kelak kau terperosok vakum.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai (APB _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 05 Mei 2014.

KAU DIAM MEMBISU (Antologi "REINKARNASI SAJAK VULGAR")

Hitam legam warna kulitmu.
Besar kecil ukuran semu.
Dengan modal segelas jamu.
Kau berpatroli tak jemu-jemu.

Kini kau terkapar, diam membisu.
Di atas lembaran-lembaran tisu.
Setelah berhasil memuaskan nafsu.
Tubuh mungil si putri bungsu.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 03 Mei 2014.

PARA PENGGILA SASTRA

Kami adalah penyair dan sastrawan.
Yang anggun juga rupawan.

Kami bersatu dalam Forum Sastra Indonesia.
Yang terkenal sampai ujung Asia.

Inilah kami, para penggila sastra.
Yang banyak menelurkan karya-karya sutra.

Distikon _ Sajak 2 Seuntai.

Krui Selatan, 2 Mei 2014.

LELAH MENANTI CINTA SEJATI (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")

Lelah aku menanti.
Bosan aku mencari.
Yang tersimpan di hati.
Hanya tinggal duri-duri.

Kuputuskan saja untuk berhenti.
Dan mencoba berpasrah diri.
Meskipun tak ada cinta sejati.
Aku tetap betah meski sendiri.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 01 Mei 2014.

(DSS) DAHSYATNYA SEBUAH STATUS

Dahsyatnya sebuah gempa bumi.
Yang diiringi gelombang tsunami.

Sedahsyat Gunung Merapi meletus.
Saat kubuat sebuah status.

Seakan tak percaya.
Dengan semua tipu daya.

Kembali kubuat sebuah status.
Hingga Anak Krakatau ikut meletus.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.

Krui Selatan, 29 April 2014.

Soundtrack 3 Grup APB "PENGAGUM BENTUK"

Kami memahamimu hingga terkantuk.
Kami menguntaimu sampai semalam suntuk.
Dan kami mengagumimu karena bentuk.

Bentuk inilah yang membuat kamu beda.
Bentuk inilah yang memisahkan suatu jeda.
Bentuk inilah yang membuat kami selalu ada.

Kami sepenuhnya ingin memahamimu.
Karena kami adalah penguntaimu.
Dan kami adalah pengagum bentukmu.

Terzina _ Sajak 3 Seuntai.

Krui Selatan, 28 April 2014.

APAKAH INI SALAH?

Aku terlalu lelah.
Meluruskan yang tak lurus.
Kepalaku rasanya terbelah.
Dan badanku menyusut kurus.

Apakah ini salah.
Jika memang itu harus.
Kurasa tidak salah.
Jika mengikuti yang lurus...

Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 27 April 2014.

MOTOR BUTUTKU KEHILANGAN ANGIN

Lagi-lagi motor bututku harus kehilangan angin.
Di saat pagi tak lagi dingin.

Mungkin nasib sedang malang.
Hingga aku tak bisa pulang.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.

Krui Selatan, 27 April 2014.

SEKEDAR TERKA

Apakah itu dianggap benar.
Jika selalu mengejar tenar.

Apakah itu bukan salah.
Jika selalu membuat ulah.

Ini hanya sekedar terka.
Bukan berarti berburuk sangka.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.

Krui Selatan, 27 April 2014.

KALIAN MASIH BAU KENCUR!!!

Beberapa pengacau telah hadir.
Paksakan diri menyetir takdir.
Mereka berebut untuk berontak.
Hingga batinku langsung tersentak.

Ini adalah rumah kami.
Dan di sini, cita-cita kami bersemi.
Jangan kalian sok jadi penghancur!
Kalian masih bau kencur!

Sekarang, segeralah pulang.
Sebelum kalian kami tilang.
Keluarlah secara beruntun!
Atau harus kami tuntun!


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 26 April 2014.

KAU BILANG APA?

Kemarin kau bilang benci.
Dan sekarang aku dibilang banci.

Besok kau bilang aku apa?
Kuharap lusa engkau lupa!


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.

Krui Selatan, 25 April 2014.

Soundtrack REINKARNASI SAJAK VULGAR

Cukup membekas dan masih kuingat jelas.
Seribu cumbu si endemik majas.
Sejuta kosakata cinta.
Dalam nafsu birahi buta.

Setengah tetes air kehidupan.
Bangkitkan ruh puisiku dari kegelapan.
Bahkan jasad diksiku kini kembali segar.
Dalam reinkarnasi sajak vulgar.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 25 April 2014.

SAYATAN BIBIR ALAM MIMPI (Antologi "Reinkarnasi Sajak Vulgar")

Lidahku seakan-akan menggelambir.
Dari ganasnya sayatan bibir.

Jari-jariku pun nampak kaku.
Setelah meremas habis bagian yang berliku.

Bahkan bayi mungilku diam tak berdendang.
Setelah membanjiri sebuah ladang.

Lalu, aku terdorong di lorong sepi.
Dan terhempas keluar dari alam mimpi.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.

Krui Selatan, 24 April 2014.

TAK LAGI PATAH ARANG

Dalam keterdiaman ini.
Timbul sejuta rasa berani.

Kini, aku tak lagi patah arang.
Meski sempat dibenci berjuta-juta orang.

Kubuang keraguan tanpa sisa.
Dan kuyakini, kali ini pasti bisa.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.

Krui Selatan, 22 April 2014.

KARTINI MASA KINI (Habis Terang Saatnya Dandan)

Jauh berbeda seperti beliau.
Sosok kartini masa kini.
Perbuatan menjadi kacau balau.
Setiap hari pakai rok mini.

Hanya sedikit yang mau berjuang.
Membela emansipasi kaum wanita.
Dicubit sedikit cairlah uang.
Itulah yang kini nyata.


Zaman sekarang semakin edan.
Penyimpangan pun semakin kekal.
Habis terang saatnya dandan.
Setelah dandan saatnya mangkal.

Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 21 April 2014.

IBU KITA KARTINI (Habis Gelap Terbitlah Terang)

Wanita berjiwa pemberani.
Dialah, Ibu kita Kartini.

Bukan sosoknya saja yang nampak jelas.
Tetapi semangat juangnya pun tetap membekas.

Beliau adalah suri tauladan.
Menumpas penindasan di zaman edan.

Habis gelap, terbitlah terang.
Damailah dalam lelap, kami teruskan berjuang.


Distikon _ Sajak 2 Seuntai.

Krui Selatan, 21 April 2014.

PERANTAU KETURUNAN JAWA

Seorang lelaki tak berkumis.
Berjalan gontai seperti pengemis.
Dengan senyuman bercampur tawa.
Mengaku perantau keturunan jawa.

Lelaki yang masih separuh baya.
Sengaja datang dari surabaya.
Ingin mengadu nasib di bengkulu.
Untuk mengubur semua masa lalu.

Sungguh iba aku mendengarnya.
Saat dia ajukan seribu tanya.
Seperti orang yang kesasar.
Tak tau arah di jalan besar.

Akhirnya aku membimbingnya.
Ke arah yang dia tuju sebenarnya.
Dalam hati aku berbisik.
Semoga perjalanannya tak terusik.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 19 April 2014.

SANG ELANK PATAH ARANG

Hari ini, sang elank seperti patah arang.
Dibenci berjuta-juta orang.
Sengaja dijebak dalam perangkap setan.
Yang mampu menghanguskan ingatan.

Hari ini, sang elank kembali terkulai lemah.
Tanpa daya, di pojokan rumah.
Berdiam diri mengubur segudang rasa.
Yang kini telah musnah tanpa sisa.

Hari ini, sang elank seperti tanpa arti.
Membujur kaku bersama hati yang mati.
Biarlah, anggap saja ini hal biasa.
Untuk secercah harapan besok lusa.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 17 April 2014.

SKENARIO SETAN (SEJUTA TETES CAIRAN CINTA)

Ingin rasanya, ku obati mata hatimu yang buta.
Lalu kupulihkan kembali secara utuh.
Setelah kupercikkan sejuta tetes cairan cinta.
Agar kau tau, aku benar-benar butuh.

Ingin rasanya, kubelai rambutmu yang menjuntai.
Lalu kukecup keningmu pelan-pelan.
Dan kunikmati dengan santai.
Sampai habis seribu bulan.

Ingin rasanya, kupeluk erat tubuhmu yang indah.
Pasti akan kurasakan segudang kehangatan.
Lalu kupersilahkan saja dengan mudah.
Skenario selanjutnya yang telah dipersiapkan setan.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 16 April 2014.

PERTUMPAHAN DARAH PEJABAT CINTA

Dalam kotamadya cinta.
Dua sahabat bertarung hebat.
Memperebutkan seorang wanita.
Yang juga seorang pejabat.

Dengan semangat pantang menyerah.
Keduanya saling serang.
Akhirnya terjadi pertumpahan darah.
Hingga sang atasan pun berang.

Memilih berdamai tak sempat.
Mungkin karena hasutan setan.
Cinta tak pernah didapat.
Justru lengser dari kursi jabatan.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 15 April 2014.

KITA TAK BERHARGA (TERHINA & TAK BERGUNA)

Pada suatu ketika.
Kita nampak begitu sempurna.
Tetapi pada akhirnya.
Hanya karena satu cela.
Kita menjadi tak lagi berharga.

Pada suatu ketika.
Kita terlihat paling istimewa.
Tetapi pada akhirnya.
Hanya karena satu dosa.
Kita menjadi sangat terhina.

Pada suatu ketika.
Kita dipandang sangat bijaksana.
Tetapi pada akhirnya.
Hanya karena satu alfa.
Kita menjadi tak lagi berguna.


Quint (Sajak 5 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 03 April 2014.

LELAKI GENDUT TAK KUNJUNG PULANG

Lelaki gendut yang berlagak bujang.
Berkelana di kota kembang.
Tinggalkan anak dan istri seorang.
Tanpa bekal maupun uang.

Lelaki gendut tak ingat pulang.
Asyik mengejar impian jalang.
Tinggalkan sawah dan ladang.
Yang kini kembali usang.

Lelaki gendut seolah menghilang.
Dalam pekat bayang-bayang.
Kabar tak kunjung datang.
Badan tak kunjung pulang.


Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 01 April 2014.

DIA (BIDADARI YANG KAU TUNGGU)

Mengapa kau ragu nyatakan cinta.
Sedangkan hatimu telah lama menggebu-gebu.
Berjuanglah, dan hindari hatimu dari dusta.
Agar rasa itu bersarang utuh di kalbu.

Yakini, mantapkan hati.
Mungkin dia bidadari yang kau tunggu.
Jangan biarkan rasa itu kembali mati.
Sehingga hidupmu akan semakin terganggu.

Percayalah, hari-harimu akan kembali indah.
Dihiasi senyum, canda, dan tawa.
Jalan hidupmu akan menjadi lebih mudah.
Dan dia akan selalu menyejukkan jiwa.


Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru).

Krui Selatan, 28 Maret 2014.

KUCOBA DAN TERUS KUCOBA

Kucoba merangkai kata demi kata.
Di tanah kelahiran tercinta.
Kota Krui yang kaya akan wisata.

Kucoba menyesuaikan diri.
Menjalani hari-hari.
Dengan semangat yang mulai berdiri.

Kucoba mencari akal.
Dengan impian sebagai bekal.
Agar tetap dapat tawakkal.

Kucoba dan terus kucoba.
Tentang apa-apa yang kudamba.
Dan semoga segera tiba.

Pada saatnya nanti.
Apa yang ada di hati.
Tak akan pernah mati.


Terzina (Sajak 3 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.

Krui Selatan, 19 Maret 2014.