Wajah pasrah berserakan.
Berbaris vertikal di jalan beraspal.
Satu persatu bersahutan.
Mengikis habis segumpal akal.
Tangan-tangan manja.
Menjulur di perempatan licin.
Menengadah meminta-minta.
Berharap lemparan koin.
Hujan masih sangat lebat.
Memaksa mentari padam berkala.
Nampak si tangan manja bergerak lambat.
Saat lampu merah giliran menyala.
Seketika tanpa aba-aba.
Berlari secepat kilat.
Dompet curian si tangan manja.
Terlepas dari genggaman erat.
Hujan lebat tak kunjung reda.
Perempatan licin tak berpalang.
Hukum rimba tak dapat ditunda.
Tangan manja tersambar kereta barang.
Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.
Berbaris vertikal di jalan beraspal.
Satu persatu bersahutan.
Mengikis habis segumpal akal.
Tangan-tangan manja.
Menjulur di perempatan licin.
Menengadah meminta-minta.
Berharap lemparan koin.
Hujan masih sangat lebat.
Memaksa mentari padam berkala.
Nampak si tangan manja bergerak lambat.
Saat lampu merah giliran menyala.
Seketika tanpa aba-aba.
Berlari secepat kilat.
Dompet curian si tangan manja.
Terlepas dari genggaman erat.
Hujan lebat tak kunjung reda.
Perempatan licin tak berpalang.
Hukum rimba tak dapat ditunda.
Tangan manja tersambar kereta barang.
Quatrain (Sajak 4 Seuntai) _ Aliran Puisi Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar