Senin, 24 November 2014

TEPAT DI SEPERTIGA MALAM (Antologi "Do'a Sang Pendosa")

Al-Qur'an tak kunjung disentuh.
Seolah aku tak pernah butuh.
Sejadah, masih saja terlipat.
Seolah sholat pun tak sempat.


Dzikir tak lagi terbiasa.
Apa lagi dalam hal berpuasa.
Sehingga aku menjadi murung.
Bagai katak dalam tempurung.

Setiap hari hanya berbuat dosa.
Halal haram menjadi hal biasa.
Hingga pada suatu waktu.
Akhirnya aku mati kutu.

Tepat di sepertiga malam.
Aku menghadap sang penguasa alam.
Untuk memohon ampun.
Atas dosa-dosa yang terhimpun.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

Krui Selatan, 24 November 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar