Senin, 06 Oktober 2014
SENYUM PEMBAWA CINTA II (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")
Senyum itu telah kembali.
Terpancar bersama sinar sang fajar.
Menyulap hatiku kehilangan nyali.
Membeku tak mampu berujar.
Mulutku ikut terkunci.
Diam tanpa sepatah kata.
Sementara cahaya cinta yang suci.
Semakin membutakan mata.
Aku berusaha kabur.
Agar batinku tidak tersihir.
Tetapi rindu yang lama terkubur.
Memaksa cintaku kembali lahir.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
Krui Selatan, 04 Oktober 2014.
SEJUTA CORETAN TENTANG CINTA (Antologi "Armada Cinta di Gurun Asmara")
Sejuta coretan tentang cinta.
Masih saja menguras air mata.
Sehingga aku tak mampu terpejam.
Terus menatap dengan tajam.
Coretan itu cukup berharga.
Yang mengisahkan kenangan tak terhingga.
Sampai kapanpun akan kusimpan.
Sebagai bekal sisa kehidupan.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
Krui Selatan, 03 Oktober 2014.
Masih saja menguras air mata.
Sehingga aku tak mampu terpejam.
Terus menatap dengan tajam.
Coretan itu cukup berharga.
Yang mengisahkan kenangan tak terhingga.
Sampai kapanpun akan kusimpan.
Sebagai bekal sisa kehidupan.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
Krui Selatan, 03 Oktober 2014.
JAGALAH BATIK DENGAN BANGGA!
Tidak seharusnya dipungkiri.
Akan pesona karya anak negeri.
Karena batik adalah jati diri.
Maka jangan sampai ada yang mencuri.
Hanya karena negara itu iri.
Dari sekarang juga.
Kita semua wajib menjaga.
Kelestarian batik dengan bangga.
Agar nenek moyang lega.
Dan mereka tenang di dalam surga.
Quint _ Sajak 5 Seuntai.
Krui Selatan, 02 Oktober 2014.
Akan pesona karya anak negeri.
Karena batik adalah jati diri.
Maka jangan sampai ada yang mencuri.
Hanya karena negara itu iri.
Dari sekarang juga.
Kita semua wajib menjaga.
Kelestarian batik dengan bangga.
Agar nenek moyang lega.
Dan mereka tenang di dalam surga.
Quint _ Sajak 5 Seuntai.
Krui Selatan, 02 Oktober 2014.
PANCASILA SAKTI TAK LAGI KEBAL
Apakah pancasila tetap sakti.
Atau mungkin sudah mati.
Sehingga tak ada lagi keadilan.
Yang ada hanya bualan.
Mana yang katanya dasar negara.
Semua berubah bagai penjara.
Sila-sila tak lagi dipegang.
Sehingga banyak nyawa yang meregang.
Sungguh tragis nasib bangsa.
Pemimpin justru jadi penguasa.
Rakyat-rakyat menjadi tumbal.
Pancasila yang tak lagi kebal.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
Krui Selatan, 02 Oktober 2014
Atau mungkin sudah mati.
Sehingga tak ada lagi keadilan.
Yang ada hanya bualan.
Mana yang katanya dasar negara.
Semua berubah bagai penjara.
Sila-sila tak lagi dipegang.
Sehingga banyak nyawa yang meregang.
Sungguh tragis nasib bangsa.
Pemimpin justru jadi penguasa.
Rakyat-rakyat menjadi tumbal.
Pancasila yang tak lagi kebal.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
Krui Selatan, 02 Oktober 2014
AKU HARUS TEGAR (Untaian Sajak Keluarga Atlantis)
Biarlah mendung saja yang menangis.
Dan hanya luka yang meringis.
Sedangkan aku harus tegar.
Mengarungi derita yang menggelegar.
Ini adalah jalan hidupku.
Jalan hidup yang berliku-liku.
Semua harus tetap kujalani.
Dengan penuh berani.
Anggap saja ini sebuah badai.
Yang menghiasi hidupku yang landai.
Aku yakin, pada saatnya nanti.
Akan kutemukan kebahagiaan sejati.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
Krui Selatan, 29 September 2014.
Dan hanya luka yang meringis.
Sedangkan aku harus tegar.
Mengarungi derita yang menggelegar.
Ini adalah jalan hidupku.
Jalan hidup yang berliku-liku.
Semua harus tetap kujalani.
Dengan penuh berani.
Anggap saja ini sebuah badai.
Yang menghiasi hidupku yang landai.
Aku yakin, pada saatnya nanti.
Akan kutemukan kebahagiaan sejati.
Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
Krui Selatan, 29 September 2014.
Langganan:
Postingan (Atom)